SISTEM PERTANIAN INDONESIA TINGGALKAN
KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal di Indonesia saat ini
menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di tengah semakin menipisnya sumber
daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan masyarakat. Paling tidak ada dua
alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi elemen penentu keberhasilan
pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam sekitar. Pertama,
karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan sumber daya alam
khususnya akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan ekonomi yang
makin mengglobal dan dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga secara
perlahan ataupun cepat menggeser kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Kedua
faktor ini bekerja mendorong masyarakat melakukan hal bersifat destruktif
terutama saat mengelola usaha berbau produktif mengandalkan potensi sumber daya
alam.
Dalam beberapa tahun terakhir
banyak dilaporkan tentang penurunan produksi pertanian dan kegagalan panen. Di berbagai
daerah terjadi kegagalan panen/puso pada mengalami penurunan produktivitas lahan sehingga mengancam target
penyediaan pangan, dan sebagainya. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh perubahan
perilaku petani dalam menerapkan sistem budidaya di lapangan. Sistem pertanian
telah dikembangkan dengan banyak meninggalkan kearifan lokal dan tidak berbasis
pada konsep kealaman. Beberapa contoh kasus di lapangan seperti penanaman satu
jenis tanaman secara berulang dan terus menerus (monokultur), penamanan tidak
serempak penyederhanaan jenis tanaman, dan sebagainya menjadi pemicu banyaknya
kegagalan panen. untuk itu, sebelum lebih banyak terjadinya kegagalan dan
kerugian ada baiknya perlu dilakukan perbaikan dalam sistem budidaya dengan
lebih mengedepankan konsep kealaman dan berbasis kearifan lokal melalui
pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan tetap menjaga kelestariannya.
Sumber
blog nya isinya bagus, cara penulisannya juga sudah lumayan bagus. Di tingktakan lagi agar cara penulisannya lebih bagus lagi.
BalasHapusPenulisan dan gaya bahasa udah bagus, tapi isi nya masih kurang. yaitu bagaimana cara mengatasi kearifan lokal ?
BalasHapusbagus bagus bagus
BalasHapuspostingan saudara sudah cukup bagus dan cukup membantu dalam menjadi referensi saya
BalasHapuslebih di kembangkan lagi yaa kalimatnya :)
BalasHapus